Pahami Resiko Kanker Otak Pada Wanita Berpendidikan

resiko kanker otak pada wanita

Belakangan muncul informasi yang mengatakan wanita berpendidikan memiliki resiko kanker otak lebih besar. Sejauh mana kebenaran dari informasi tersebut? Berikut informasi lengkapnya dirangkum dari deherba.com.

Asal Usul Pandangan Tentang Resiko Kanker Pada Wanita Terpelajar

Semua berawal dari sebuah jurnal  pada Journal of Epidemiology & Community Health pada tahun 2016. Jurnal ini merupakan laporan dari sebuah riset di Swedia yang menghasilkan kesimpulan bahwa wanita dengan pendidikan tinggi justru memiliki tingkat resiko penyakit kanker yang lebih tinggi.

Riset ini mengklaim bahwa wanita dengan gelar sarjana dan lebih tinggi akan memiliki resiko kanker 23% lebih besar dari wanita dengan pendidikan rendah. Yang menarik, riset ini menyatakan bahwa pria memiliki kondisi yang cukup berbeda. Karena dari riset ini diperoleh data bahwa pria berpendidikan hanya memiliki tingkat resiko 19% lebih besar dari pria tidak berpendidikan.

Yang perlu digaris bawahi, dibandingkan jenis kanker lain, kanker otak justru cukup menunjukan signifikansi dengan status pendidikan seseorang. Ini menjadi satu kejutan menarik dalam dunia onkologi.

Potensi Kanker Otak Pada Wanita

Sebelum bicara lebih dalam mengenai bagaimana resiko kanker otak dapat meningkat pada wanita terpelajar, kita coba bicara soal bagaimana riset di Swedia ini dijalankan. Setidaknya untuk mendapat gambaran akurasi dari riset tersebut.

Riset ini melibatkan 4,3 juta orang Swedia dengan kurun waktu riset selama belasan tahun. Riset dilakukan dari tahun 1993 sampai 2016. Setiap sampel yang terlibat sebelumnya sudah diidentifikasi berdasar pekerjaan usia, faktor resiko dan lain sebagainya.

Dari sampel sebanyak itu, diperoleh angka sebanyak 5.735 orang pria dan 7.101 wanita yang ditemukan mengidap kanker otak pada kemudian hari. Dan dari angka tersebut, angka penderita yang juga seorang terpelajar cukup tinggi. Tidak hanya terpelajar, tetapi juga mereka yang memiliki kecerdasan dan belajar yang kuat.

Mengapa Wanita Terpelajar Memiliki Resiko Kanker Otak

Riset ini sendiri memang belum secara penuh mengidentifikasi apa sebabnya wanita terpelajar dapat memiliki resiko kanker otak lebih tinggi. Namun sejumlah asumsi dan opini medis bermunculan terkait munculnya fakta ini.

Sejumlah asumsi tersebut berputar pada jam belajar ekstra yang memakan energi dan memberatkan otak. Ini menyebabkan otak lebih cepat mengalami keusangan akibat bekerja berlebihan.

Di satu sisi mereka yang tetap bekerja dan belajar hingga menua akan sangat baik. Karena terbukti bahwa menjadi  menjaga ketajaman pikiran akan sangat membantu mencegah demensia dan Alzheimer. Namun rupanya kebiasaan belajar ekstra juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Dan pada akhirnya dapat memicu terjadinya kanker otak dalam jangka panjang.

Namun, asumsi lain juga muncul menyikapi fakta mengenai resiko kanker otak ini. Dari sini diasumsikan bahwa mereka wanita terpelajar, bisa jadi memiliki masalah dengan pola tidur. Karena sudah lazim ditemukan wanita dengan IQ lebih tinggi memiliki kemudahan untuk insomnia.

Pola pikir wanita yang rumit, juga dianggap sebagai pemicu. Karena wanita biasanya dikenal dengan cara kerja multitasking, dimana mereka mengerjakan sejumlah hal sekaligus dan memikirkan banyak hal dalam waktu berdekatan. Ini sebenarnya dapat memicu lelah otak yang bila tidak segera dikendalikan dapat memicu kanker otak.

Di sisi lain, sejumlah pakar justru melihat dari aspek berbeda yang berkaitan dengan menjadi terpelajar. Karena biasanya mereka yang terpelajar memiliki potensi sukses dengan hidupnya. Membuat mereka kemudian merubah pola makan menjadi tidak sehat. Sementara pola makan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesehatan otak dan memiiki efek cukup kuat menyebabkan kanker otak.

Hingga saat ini riset dari Swedia ini belum sepenuhnya menguak tabir misteri dari kondisi tersebut. masih diperlukan riset mendalam dari kaitan peningkatan resiko kanker otak dengan kecerdasan dan kepintaran.