Kebaya adalah kombinasi blus-gaun yang biasa digunakan oleh wanita Indonesia. Kebaya juga diakui di beberapa negara Asia seperti Malaysia, Burma, Singapura, Brunei, Thailand dan Kamboja. Dapat dibuat dari bahan tipis dan dikenakan dengan sarung atau batik kain panjang, atau pakaian tenun tradisional lainnya seperti ikat, songket dengan motif warna-warni.
Selama abad kesembilan belas, dan sebelum gerakan Nasionalis pada awal abad ke-20, model kebaya telah menikmati periode yang dipakai oleh wanita Indonesia, Eurasia, dan Eropa, dengan variasi gaya yang sepele. Saat ini pembedaan kelas dan kategori menjadi penting dan menghasilkan varian-varian set dasar pakaian. Sekarang kita mungkin mengenal kebaya modern ( atau di Indonesia disebut model kebaya modern) yang terbuat dari sutra, beludru dan brokat.
Ada dua jenis utama pakaian tradisional Indonesia. Yang pertama dikenal dengan baju kebaya dan yang kedua adalah baju kurung. Baju kebaya mungkin memiliki dua bentuk tertinggi: blus potongan lurus semi-transparan dari Jawa atau Bali dan kebaya Sunda yang lebih ketat. Baju kurung adalah blus longgar berlengan panjang selutut yang dikenakan di wilayah Muslim penganut tambahan Hijab– termasuk bekas Kerajaan Johor-Riau (sekarang Malaysia), Sumatera dan sebagian pesisir Jawa.
Blus umumnya semi-transparan dan dikenakan di atas bungkus tubuh. Rok atau kain adalah bahan tanpa jahitan yang dililit dengan panjang sekitar tiga meter. Nama sarung dalam bahasa Inggris salah, tetapi sarung (aksen Malaysia: sarung) benar-benar dijahit bersama untuk membentuk tabung seperti kostum Barat.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, Bali dan Sunda, kebaya modern umumnya adalah batik Hijab ,yang bisa dari katun stempel alam hingga batik tulis yang dilukis dengan tangan dengan bordiran sutra dengan benang emas. Di beberapa daerah lain di Indonesia seperti Sumatera, Flores, Lemata Timor, dan pulau-pulau lainnya umumnya menggunakan kain ikat atau songket. Di Sumba, ada kain berhias lau hada yang terkenal: kerang dan manik-manik.