Gaung ekonomi kreatif makin gencar saat ini. Pemerintah memprioritaskan kreativitas yang bisa dijadikan ladang ekonomi. Dalam prosesnya, terdapat beberapa subsektor ekonomi kreatif. Semuanya adalah pengembangan ekonomi yang sudah ada seperti pertanian dan industri.
Ekonomi kreatif bertujuan untuk menciptakan nilai tambah. Sehingga, hasil akhirnya memiliki nilai yang berbeda dan keunikan tersendiri bagi para konsumen. Dalam hal ini, aset utamanya adalah berupa ide dan kreativitas. Berikut ini adalah subsektor yang ada dalam ekonomi kreatif.
Subsektor Ekonomi Kreatif dan Contohnya
1. Aplikasi dan games
Penggunaan smartphone semakin tinggi setiap waktu. Tak hanya kalangan dewasa, smartphone juga kini merambah ke pengguna anak-anak. Sehingga beragam aplikasi banyak diciptakan dengan menyasar pasar yang berbeda pula. Di Indonesia mulai banyak hadir developer baru untuk sektor ini.
Namun terdapat juga beragam masalah yang menjadi kendala pada subsektor yang satu ini. Banyak aplikasi populer yang pengembangnya berasal dari luar negeri. Belum lagi proteksi dan investor belum banyak memihak dan melirik untuk developer yang berasal dari dalam negeri.
2. Arsitektur
Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, termasuk dalam hal pembangunannya. Arsitektur menjadi subsektor yang memiliki peran penting dalam hal ini. Selain pembangunan, arsitektur juga berperan dalam penyampaian gaya dan budaya bangsa dalam tata kota.
Maraknya pembangunan tentu saja tak lepas dari peran para arsitek. Namun sayangnya, jumlah arsitek di Indonesia masih belum banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Apalagi pembangunan pemukiman kini selalu melibatkan arsitek di dalamnya.
3. Desain produk
Sebuah produk akan memiliki nilai tambah apabila didesain dengan baik. Hasil akhir dari sektor desain produk tentunya yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Desain yang baik tak hanya menjalankan fungsi, tetapi juga estetika. Hal tersebut yang menjadikannya nilai tambah.
Contoh desain produk yang banyak ditemui adalah furnitur. Estetika kini menjadi pertimbangan karena bisa meningkatkan nilai jualnya. Masyarakat juga kini telah peduli dengan kualitas barang. Apresiasi tersebut perlu dimanfaatkan untuk menambah nilai ekonomis.
4. Fashion
Hampir setiap tahunnya tanpa sadar kamu sering membeli pakaian kan? Entah itu baju, celana, atau aksesoris yang mendukung penampilanmu. Pemerintah menetapkan bahwa fashion menjadi bagian dalam pengembangan ekonomi kreatif karena sifatnya yang dinamis.
Setiap waktu, para desainer pakaian berlomba untuk menciptakan model pakaian yang beragam, warna yang sedang tren, dan gaya yang kekinian. Daya saing yang cukup kuat ditambah lagi dengan banyaknya penduduk Indonesia membuat bisnis ini selalu tumbuh subur setiap tahun.
5. Desain interior
Perkembangan yang sangat pesat dialami oleh subsektor desain interior. Tak hanya mementingkan estetika dari luar, sebuah bangunan juga memperhatikan estetika dari segi interiornya. Desain interior tak hanya tentang hunian, namun juga perhotelan, perkantoran dan sebagainya.
Para pelaku desainer sangat diuntungkan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang segi estetika. Meski begitu, perlindungan terhadap mereka masih belum baik. Beberapa kendalanya adalah hak paten desain dan standar keamanan tertentu terkait bangunan tersebut.
6. Desain komunikasi visual
Pernahkah kamu menyadari bahwa sebuah logo tercipta selalu dibuat dengan susah payah? Para desainer tersebut harus menyelipkan makna sesuai dengan visi dan misi pelaku usaha atau organisasi tersebut. Tugas tersebut dijalani oleh para desainer komunikasi visual.
Desain komunikasi visual juga tak hanya berkaitan tentang logo, namun juga desain kemasan, berbagai program tertentu, hingga merambah bisnis swasta. Aset kreativitas menjadi keunggulan dari sektor ini karena tidak membutuhkan bahan baku.
7. Film dan animasi
Perkembangan sineas di Indonesia semakin baik. Banyaknya bioskop dan platform untuk mengunggah video dihiasi dengan film-film buatan orang Indonesia. Subsektor ini menjadi perhatian pemerintah karena melibatkan banyak pekerja dan keuntungannya yang tidak sedikit.
Selain film, industri animasi juga sudah merambah Indonesia. Animasi khas indonesia kini sudah bisa bersaing dengan gempuran animasi yang asalnya dari luar negeri. Dari segi visual hingga cerita, karya cipta anak bangsa tak kalah seru dengan buatan karya luar.
Subsektor ekonomi kreatif tak hanya menyerap tenaga kerja, namun juga meningkatkan pendapatan skala nasional. Ekonomi kreatif diharapkan bisa menopang perekonomian dan bersifat berkelanjutan. Sehingga, hal ini bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik.